Trubus.id -- Kasus terakhir dari Middle East respiratory syndrome (MERS) atau sindrom pernapasan Timur Tengah ditemukan pada 2013 lalu. Lima tahun tak terdengar kasusnya, seorang pasien di Inggris terdeteksi mengidap virus mematikan tersebut.
Mengutip CNN, pasien ini sedang berkunjung ke Inggris menggunakan penerbangan Saudi Arabian Airlines saat terdeteksi. Ia langsung dibawa ke rumah sakit di Liverpool yang khusus menangani penyakit infeksi pernapasan. Diduga, ia tertular saat berada di Timur Tengah sebelum berkunjung ke Inggris.
Baca Lainnya : Darimana Virus Berasal, Peneliti Punya Jawabannya
"Dinas Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) sedang menelusuri pihak-pihak yang berkontak langsung dengan pasien untuk memberikan saran dan memonitor mereka jika dibutuhkan," terang Dr Jenny Harries, direktur deputi medis di PHE.
MERS merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), menyebabkan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut. Penyakit ini diduga berawal dari unta dan pertama kali dilaporkan di Arab Saudi pada tahun 2012 lalu.
Baca Lainnya : Nipah, Virus Langka yang Belum Ada Obat dan Vaksinnya
Gejalanya meliputi sulit bernapas, demam, batuk, gagal ginjal dan masalah pencernaan. Namun terkadang, tidak menunjukkan gejala sama sekali. Belum jelas metode penularannya. Umumnya, menyebar melalui kontak dengan pengidap. Sehingga, kemungkinan besar tertular dari sekresi pernapasan seperti batuk.
Outbreak MERS terakhir dilaporkan di Korea Selatan pada 2015 lalu, di mana sejumlah 86 orang terinfeksi dan 36 di antaranya meninggal dunia. Ribuan orang juga ikut dikarantina akibat kejadian tersebut. [DF]
Editor : Diah Fauziah
Berita Terkait